Peer Teaching: Manfaat Belajar Kelompok dan Saling Mengajari Sesama Santri

Di pesantren, di mana persaingan sehat dan semangat kebersamaan dijunjung tinggi, metode Peer Teaching (saling mengajar sesama santri) adalah salah satu strategi paling efektif dalam mencapai keunggulan akademik dan spiritual. Manfaat Belajar Kelompok melalui Peer Teaching ini sangat besar, karena ia tidak hanya memperkuat pemahaman materi bagi yang diajar, tetapi juga mengukuhkan penguasaan ilmu bagi santri yang mengajar. Manfaat Belajar Kelompok ini secara eksplisit tercermin dalam peningkatan retensi informasi dan kemampuan santri untuk mengartikulasikan konsep-konsep sulit secara sederhana. Inilah praktik nyata dari hadis Nabi Muhammad SAW yang menganjurkan penyebaran ilmu.

Peer Teaching biasanya diintegrasikan dalam sesi belajar mandiri (Muthola’ah) yang diadakan pada malam hari, sekitar pukul 19.30 hingga 21.00 WIB, setelah Shalat Isya. Santri membentuk kelompok-kelompok kecil (idealnya 3 hingga 5 orang) untuk membahas materi yang baru saja mereka pelajari di kelas formal atau dalam pengajian Kitab Kuning. Kelompok ini seringkali dipimpin oleh santri senior atau santri yang dianggap unggul dalam mata pelajaran tertentu, yang disebut ustadz kecil atau musyrif.

Manfaat Belajar Kelompok bagi santri yang mengajar meliputi:

  1. Penguatan Konsep: Ketika seseorang harus menjelaskan suatu konsep, ia terpaksa menyusun pemikiran secara logis dan terperinci, yang secara otomatis memperkuat pemahaman pribadinya.
  2. Keterampilan Komunikasi: Peer Teaching melatih santri untuk menyederhanakan materi yang kompleks dan menguasai teknik komunikasi efektif, bekal penting saat mereka menjadi mubaligh di masyarakat.

Sementara itu, bagi santri yang diajar, Manfaat Belajar Kelompok ini menciptakan lingkungan yang lebih santai dan tidak intimidatif dibandingkan belajar dengan guru. Mereka merasa lebih nyaman untuk bertanya tentang hal-hal mendasar yang mungkin malu mereka tanyakan di dalam kelas.

Studi akademik internal yang dilakukan oleh Bagian Penelitian Pendidikan Pesantren pada Oktober 2024 menemukan bahwa santri yang berpartisipasi aktif dalam Peer Teaching minimal tiga kali seminggu menunjukkan nilai rata-rata ujian mata pelajaran Ushul Fikih dan Logika yang 18% lebih tinggi dibandingkan rekan-rekan mereka yang lebih memilih belajar sendiri. Selain akademik, Peer Teaching juga menanamkan nilai-nilai kepemimpinan, tanggung jawab, dan saling tolong-menolong (ta’awun), yang merupakan inti dari kehidupan komunal di pesantren. Dengan demikian, Peer Teaching adalah strategi efektif yang memastikan bahwa ilmu yang didapat tidak hanya dihafal, tetapi diinternalisasi dan diamalkan.