Integrasi Kurikulum Lingkungan: Darul Quran Ajarkan Konsep Lingkungan Islami Lewat Kitab Kuning

Pondok Pesantren Darul Quran mengambil langkah unik dengan mengintegrasikan Kurikulum Lingkungan langsung ke dalam kajian kitab kuning. Hal ini bertujuan menunjukkan bahwa ajaran konservasi dan kelestarian alam telah mengakar kuat dalam tradisi keilmuan Islam. Lingkungan dipandang sebagai karunia Allah yang harus dijaga.


Integrasi ini dilakukan dengan menggali nilai-nilai hifz al-biah (menjaga lingkungan) dari kitab-kitab fikih klasik dan tasawuf. Para santri diajak menafsirkan ulang bab-bab tentang thaharah (bersuci) dan adl (keadilan) dalam konteks ekologi. Ini membuka pandangan baru terhadap pemeliharaan alam.


Melalui Kurikulum Lingkungan yang berbasis kitab kuning, Darul Quran menekankan konsep khalifah fil ardh (mandataris di bumi). Santri memahami bahwa menjadi pemimpin berarti bertanggung jawab atas keseimbangan alam. Perusakan alam adalah pengkhianatan terhadap amanah ilahi.


Contoh nyatanya adalah kajian mendalam tentang etika penggunaan air, bersumber dari kitab thaharah. Santri mempelajari anjuran untuk tidak boros air, bahkan saat berwudu. Kurikulum Lingkungan ini menggarisbawahi pentingnya konservasi sumber daya.


Inisiatif Kurikulum Lingkungan Darul Quran ini membantah anggapan bahwa kajian agama terpisah dari isu kontemporer. Justru, tradisi keilmuan Islam menawarkan landasan filosofis yang kokoh untuk gerakan green dan keberlanjutan. Ilmu dan amal berjalan seiringan.


Program ini tidak hanya berhenti pada teori. Santri diwajibkan mengaplikasikan ilmu dari kitab kuning tersebut dalam kegiatan aksi hijau harian. Mulai dari menanam pohon hingga meminimalisasi sampah plastik. Ilmu yang didapat harus termanifestasi dalam perilaku nyata.


Dengan menguatkan Kurikulum Lingkungan ini, Darul Quran mencetak ulama-ulama masa depan yang memiliki kesadaran ekologis tinggi. Mereka akan mampu berdakwah tentang pentingnya menjaga alam dari perspektif keagamaan yang otoritatif dan mendalam.


Integrasi kitab kuning dan Kurikulum Lingkungan ini menjadikan Darul Quran sebagai model eco-pesantren yang berbasis keilmuan Islam klasik. Mereka membuktikan bahwa kearifan lokal berpadu dengan modernitas dalam menjaga bumi.


Hasilnya, santri tidak hanya fasih dalam ilmu agama, tetapi juga proaktif dalam menjaga lingkungan. Darul Quran berhasil menanamkan pemahaman bahwa menjaga alam adalah bagian fundamental dari ketaatan kepada Allah, sejalan dengan ajaran kitab suci.