Di era globalisasi, komunikasi efektif adalah kunci penyebaran nilai-nilai Islam yang moderat dan inklusif (wasathiyah) ke seluruh dunia. Menyikapi tantangan ini, pesantren modern secara aktif menerapkan program intensif Bahasa Internasional, terutama Bahasa Arab dan Bahasa Inggris, untuk mencetak dai (juru dakwah) dan pemimpin yang mampu berinteraksi di kancah global. Bahasa Internasional bukan hanya dianggap sebagai mata pelajaran tambahan, melainkan sebagai skill fundamental yang mengintegrasikan tradisi keilmuan Islam dengan kebutuhan komunikasi kontemporer. Tujuan utamanya adalah memastikan Alumni Pesantren mampu Menjawab Tantangan Radikalisme dengan menyajikan Islam yang ramah dan rahmatan lil ‘alamin.
Bahasa Arab: Akses ke Akar Ilmu
Penguasaan Bahasa Arab di pesantren memiliki dua fungsi krusial: fungsi keilmuan dan fungsi komunikasi global.
- Fungsi Keilmuan: Bahasa Arab adalah kunci untuk Menguasai Kitab Kuning dan sumber hukum otentik Islam (Al-Qur’an dan Hadis). Pembelajaran Shorof dan Nahwu yang intensif memungkinkan santri memahami nuansa hukum dan etika secara mendalam, memastikan Jaminan Ketaatan yang berbasis ilmu, bukan asumsi.
- Fungsi Komunikasi Regional: Bahasa Arab adalah lingua franca di Timur Tengah dan sebagian Afrika. Penguasaan aktif (lisan dan tulisan) mempersiapkan santri untuk melanjutkan studi ke universitas ternama di Mesir, Arab Saudi, atau Yaman atau berkarir di lembaga-lembaga Islam internasional.
Di banyak pesantren, mahad lughah (departemen bahasa) menerapkan total immersion (perendaman total), di mana santri wajib berbicara Bahasa Arab di asrama dan area tertentu selama periode yang telah ditetapkan, misalnya setiap hari Senin dan Kamis.
Bahasa Inggris: Menjangkau Dunia Barat dan Asia
Jika Bahasa Arab membuka pintu ke dunia Islam klasik, Bahasa Inggris adalah alat untuk berinteraksi dengan dunia Barat, Asia, dan pasar profesional global.
- Dakwah Kontemporer: Bahasa Inggris memungkinkan santri untuk berdakwah melalui media modern, seperti seminar internasional, media sosial, atau publikasi ilmiah, yang mayoritasnya menggunakan Bahasa Inggris sebagai bahasa utama. Mereka dapat menyajikan argumen moderasi dan toleransi Islam secara langsung kepada audiens non-Muslim atau Muslim di diaspora.
- Akses Akademik dan Profesional: Penguasaan Bahasa Inggris membuka peluang beasiswa dan studi lanjutan di universitas-universitas terkemuka di Amerika, Eropa, atau Australia. Ini juga penting bagi lulusan yang memilih jalur Entrepreneurship Pesantren dan ingin memperluas bisnis mereka secara internasional.
Kepala Bidang Hubungan Internasional fiktif, Ustazah Laila Sari, dalam briefing alumni pada Minggu, 19 Mei 2025, menargetkan bahwa 80% lulusan harus mencapai skor TOEFL ITP minimal 550 sebelum wisuda, menekankan pentingnya Bahasa Internasional sebagai bekal kompetisi.
Program Imersi dan Disiplin Komunal
Pesantren menerapkan Bahasa Internasional ini melalui sistem yang terstruktur, yang merupakan bagian dari Sekolah Kemandirian Total:
- Penerapan Mufrodat: Santri wajib menghafal sejumlah kosakata baru (mufrodat) setiap hari (misalnya 5 kata per hari) dan menggunakannya dalam percakapan sehari-hari.
- Zona Wajib Bahasa (Language Zone): Beberapa area asrama dan kelas secara ketat ditetapkan sebagai zona di mana hanya Bahasa Inggris atau Arab yang boleh digunakan, mengajarkan Pelajaran Hidup disiplin dan konsistensi.
Dengan menguasai kedua Bahasa Internasional ini, pesantren memastikan lulusannya tidak hanya menjadi ahli agama di komunitas lokal, tetapi juga duta wasathiyah yang mampu menjelaskan keindahan Islam dengan akurat dan meyakinkan di panggung global.