Sistem bilangan yang kita gunakan sehari-hari, dari menghitung uang hingga operasi kalkulus kompleks, berakar kuat pada apa yang kita kenal sebagai Angka Arab. Meskipun namanya menunjukkan asal geografis, sistem ini sebenarnya memiliki sejarah yang jauh lebih luas dan multikultural. Relevansi dan pengaruhnya terhadap sistem bilangan dunia modern tidak dapat disangkal, menjadi fondasi bagi kemajuan sains dan teknologi.
Asal-usul Angka Arab sebenarnya berasal dari India, di mana konsep nol dan nilai tempat (place-value system) pertama kali dikembangkan. Sistem desimal ini, dengan sembilan digit dan satu simbol untuk nol, jauh lebih efisien dibandingkan sistem Romawi atau Mesir. Keunggulannya terletak pada kemampuannya untuk merepresentasikan bilangan besar dan memfasilitasi perhitungan yang kompleks dengan mudah.
Pada abad ke-8 dan ke-9 Masehi, sistem bilangan ini diperkenalkan ke dunia Islam oleh para sarjana seperti Al-Khwarizmi. Mereka tidak hanya mengadopsi, tetapi juga menyempurnakan dan mempopulerkan penggunaan Angka Arab. Al-Khwarizmi, dalam bukunya “Tentang Perhitungan dengan Angka India,” menjelaskan secara rinci tentang operasi aritmetika menggunakan sistem desimal ini, menjadi panduan dasar.
Penyebaran Angka Arab ke Eropa terjadi melalui Al-Andalus (Spanyol Muslim) dan Sisilia, tempat interaksi budaya dan ilmiah antara dunia Islam dan Kristen berlangsung intens. Leonardo Fibonacci, seorang matematikawan Italia, memainkan peran kunci dalam popularisasinya di Eropa melalui bukunya “Liber Abaci” pada abad ke-13, yang secara eksplisit mempromosikan keunggulan sistem baru ini.
Pengaruh Angka terhadap sistem bilangan dunia sangat masif. Sebelum adopsi sistem ini, perhitungan di Eropa seringkali rumit dan rawan kesalahan karena penggunaan angka Romawi yang kurang efisien. Dengan Angka Arab, matematika dan sains mengalami ledakan perkembangan, memungkinkan inovasi dalam astronomi, fisika, dan teknik.
Konsep nol, khususnya, adalah revolusi dalam dirinya sendiri. Ia memberikan kekuatan pada nilai tempat dan memungkinkan representasi bilangan negatif, pecahan, dan desimal dengan cara yang belum pernah ada sebelumnya. Tanpa nol, banyak konsep matematika modern, termasuk aljabar dan kalkulus, tidak akan mungkin berkembang, menegaskan relevansi Angka Arab yang mendalam.