Di tengah laju perkembangan zaman yang pesat, pondok pesantren tetap kokoh memegang peran penting dalam menjaga akar sejarah dan peradaban Islam. Hal ini diwujudkan melalui pembelajaran sejarah Islam yang mendalam, sebuah program yang dirancang untuk meneladani tokoh-tokoh besar dan memahami pasang surut peradaban muslim. Tujuannya bukan hanya sekadar menghafal tanggal dan nama, tetapi juga untuk mengambil hikmah dan pelajaran berharga yang dapat diterapkan untuk membangun masa depan yang lebih baik.
Pembelajaran sejarah di pesantren sering kali dilakukan melalui metode yang interaktif dan komprehensif. Santri tidak hanya membaca buku-buku teks, tetapi juga mengkaji kitab-kitab sejarah klasik, berdiskusi, dan bahkan melakukan riset kecil tentang peristiwa atau tokoh tertentu. Misalnya, pada 12 Februari 2025, sekelompok santri di sebuah pesantren di Jawa Timur mempresentasikan hasil riset mereka tentang strategi kepemimpinan salah satu khalifah di hadapan para guru dan santri lainnya. Aktivitas semacam ini membantu santri untuk berpikir kritis dan menghubungkan peristiwa masa lalu dengan isu-isu kontemporer.
Manfaat dari pembelajaran sejarah Islam sangatlah luas. Pertama, ini menanamkan rasa bangga dan identitas yang kuat pada santri sebagai bagian dari umat Islam yang memiliki warisan peradaban yang kaya. Mereka belajar tentang kontribusi para ilmuwan, seniman, dan pemimpin muslim di berbagai bidang, yang dapat memotivasi mereka untuk meraih prestasi serupa. Kedua, melalui pembelajaran sejarah, santri dapat belajar dari kesalahan dan keberhasilan di masa lalu. Mereka memahami bahwa peradaban Islam pernah berada di puncak kejayaan, tetapi juga mengalami kemunduran akibat faktor-faktor tertentu. Pemahaman ini sangat penting untuk menghindari kesalahan yang sama di masa depan. Pada 20 April 2025, dalam sebuah ceramah yang diberikan oleh seorang ulama, ia menekankan bahwa pengetahuan sejarah adalah kunci untuk membangun masa depan yang cerah.
Selain itu, pembelajaran sejarah juga membantu santri untuk lebih menghargai keragaman. Mereka belajar bahwa peradaban Islam dibangun di atas interaksi dengan berbagai budaya dan peradaban lain, menunjukkan semangat toleransi dan keterbukaan. Kisah-kisah tentang bagaimana para cendekiawan muslim menerjemahkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dari peradaban lain, seperti Yunani dan Persia, menjadi inspirasi. Pada tanggal 10 Mei 2025, sebuah pesantren mengadakan pameran tentang peradaban Islam di Andalusia, yang menarik perhatian dari masyarakat luas dan mendapat pujian dari petugas pendidikan setempat karena kontennya yang informatif dan relevan.
Secara keseluruhan, pembelajaran sejarah di pesantren adalah fondasi yang kokoh untuk masa depan. Dengan meneladani tokoh dan peradaban masa lalu, santri tidak hanya mendapatkan ilmu, tetapi juga hikmah dan inspirasi untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Hal ini adalah bukti bahwa pesantren terus berinovasi untuk mempersiapkan santri sebagai pemimpin yang berilmu, berakhlak, dan memiliki pemahaman yang mendalam tentang perjalanan umat Islam.