Untuk memastikan relevansi lulusan di tengah persaingan ketat, banyak pesantren kini melakukan diversifikasi jurusan yang melampaui kajian agama tradisional. Langkah ini merupakan respons adaptif terhadap kebutuhan pasar kerja yang terus berkembang, membekali santri dengan keterampilan praktis yang sangat dicari.
Tradisionalnya, pendidikan di pesantren sangat fokus pada ilmu-ilmu agama dan kitab kuning. Meskipun ini adalah fondasi penting, tuntutan zaman modern mengharuskan santri memiliki kompetensi tambahan. Oleh karena itu, diversifikasi jurusan mulai terlihat dengan hadirnya program-program vokasi yang mengajarkan berbagai keterampilan. Contohnya, ada pesantren yang membuka jurusan tata boga, desain grafis, teknologi informasi, hingga agribisnis dan perhotelan. Tujuannya adalah agar santri tidak hanya menjadi ahli agama, tetapi juga profesional yang siap terjun ke dunia kerja atau menciptakan lapangan kerja sendiri.
Salah satu contoh keberhasilan diversifikasi jurusan ini adalah Pondok Pesantren Al-Falah di Jawa Timur. Pada tanggal 15 Mei 2025, pesantren ini meresmikan program studi kejuruan Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ) yang bekerja sama dengan sebuah perusahaan teknologi lokal. Sebanyak 100 santri angkatan pertama telah mendaftar, dengan kurikulum yang disusun berdasarkan standar industri. Bapak H. Ahmad Fauzi, selaku pengasuh pesantren, menyatakan, “Kami ingin santri tidak hanya fasih mengaji, tetapi juga fasih coding, agar mereka bisa bersaing di era digital.” Lulusan dari program ini diharapkan dapat langsung diserap oleh industri atau membuka usaha sendiri.
Dukungan pemerintah juga sangat penting dalam mendorong diversifikasi jurusan di pesantren. Pada hari Rabu, 10 Juli 2025, Kementerian Ketenagakerjaan bersama Kementerian Agama mengadakan lokakarya nasional di Jakarta yang membahas tentang penyelarasan kurikulum pesantren dengan standar kompetensi kerja nasional. Lokakarya ini dihadiri oleh perwakilan dari 200 pesantren se-Indonesia dan Kepala Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP), Bapak Dr. Teguh Santoso. Beliau menekankan bahwa sertifikasi profesi bagi lulusan pesantren vokasi sangat penting untuk meningkatkan daya saing mereka di pasar kerja. Pihak kepolisian turut menjaga keamanan dan kelancaran acara tersebut.
Dengan adanya diversifikasi jurusan, pesantren tidak hanya mencetak kader-kader ulama, tetapi juga tenaga kerja terampil yang religius dan berakhlak mulia. Ini adalah langkah maju yang menunjukkan komitmen pesantren untuk berkontribusi lebih besar dalam pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas, sesuai dengan tuntutan zaman dan kebutuhan pasar kerja global.